Kayu Gung Susuhing Angin (Kayu besar tempat Angin bersarang)




Kalau Anda diminta oleh guru spiritual Anda untuk mencari sarang angin, apa yang akan Anda kerjakan? Mungkin Anda bingung, apa sih maksudnya? Lalu tidak mengerjakan apapun. Atau, mungkin Anda pergi ke pantai atau gunung tinggi yang banyak anginnya, sama persis ketika Bima Sena mendapat perintah untuk mencari Kayu Gung Susuhing Angin ( Kayu Besar tempat Angin bersarang) dari Resi Drona bapak gurunya. Bima si gagah berani pergi ke lepas pantai, bahkan masuk hingga dasar laut demi mendapatkan sarang angin. Berhasilkah Bima? Tidak. Karena sarang angin tidak berada dimana mana.

Ada masa masa ketika manusia terjebak pada konotasi leksikal. Apa yang didengar diterjemahkan apa adanya, seturut kehendak logika. Padahal sarang angin yang dimaksud oleh para guru spiritual adalah pusat pernapasan, sesuatu yang sudah ada dan menyatu di dalam diri kita. Pusat pernapasan yang lebih banyak terlupakan dari pada diingat. Itulah yang diminta oleh para guru untuk ditemukan. Selanjutnya, tentu saja untuk digunakan.

Loh, sarang angin kok digunakan? Benar. Kalau kita ingin sukses, bahagia, sehat lahir batin, pintar pintarlah menggunakan sarang angin. Paling tidak itulah nilai yang saya serap dari Bima Sena ketia ia mencari Kayu Gung Susuhing Angin (Kayu besar tempat Angin bersarang)

Resep transformasi ala Bima Sena waktu itu adalah, jangan terlalu mendewakan logika, rumus, kamus dan dogma. Mengartikan Kayu Gung Susuhing Angin menjadi: kayu besar tempat angin bersarang adalah mekanisme leksikon yang bisa jadi menyesatkan kahidupan kita. Gunakanlah kecerdasan spiritual untuk mengolah setiap pesan dari para guru.

Kayu dalam bahasa jawa juga disebut kajeng. Kajeng sinonim dengan karep, karsa, kemauan, cita cita, intensi dan doa.

Gung, adalah tembung wod yang menghasilkan kata Agung yang arinya besar, akbar, subhan, great.

Susuhing Angin bila di Indonesiakan menjadi ; sarang angin , dalam bahasa spiritual berarti pusat pernapasan

Coba simak, apa yang ingin dikatakan Resi Drona pada murid kinasihnya Bima? ”Jika kamu memiliki cita cita (kajeng) yang besar (Agung), carilah itu lewat pusat pernapasanmu!”. Ajaran itu cukup bagi kita untuk memahami esensi olah napas, meditasi dan relaksasi. Dalam konteks pewayangan Resi Drona mengatakan kepada Bima, bahwa ia akan memenangkan perang baratayudha kalau ia bisa menemukan Kayu Gung Susuhing Angin. Itu sama artinya dengan mengatakan, “Heh Bima Sena, kalau kamu ingin menang dalam perang Baratayudha, berdoalah lebih dahulu sebelum kamu beranjak ke medan laga”

Ajakan memenangi peparangan terhadap musuh, saat ini tidak lagi kontekstual. Karena kita tahu bahwa sesungguhnya musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri, nafsu nafsu nya sendiri.

Kabar gembiranya adalah bahwa senjata penumpas yang sakti berupa ”Sarang Angin” sudah Anda punya sejak Anda memulai kehidupan ini. Cuma banyak diantara kita yang tidak tahu cara menggunakannya. Selamat bermeditasi.

R Budi Sarwono
Rawapening Ambarawa


8 Responses
  1. O artinya sarang angin itu begitu to.

    Suwun atas atas artikelnya mas :)


  2. edi suwanto Says:

    mas tolong diartikan ya mas,saya mohon bantuannya saya disuruh ibu saya mencari Kayu Muri Merah Lanang.terus terang saya ndak mengerti maksudnya.ini email saya edi_pps@yahoo.com sebelumnya saya ucapkan terima kasih.


  3. geh mas, kulo geh rmen kleh crito mniko., sakeng mniko kulo geh pun saget nmuaken pnten2 plajaran., sakeng tembung kiasan teng lakon mniko.., kados tho ;
    Gunung rekso muko = gunung(untuk bsa mlihat smua) rekso muko (mawas diri)
    Kayu gung susuhing angin = kekarepan gede seng manggon ing sak telenging napas (hawa nafsu)
    Rumoko-rukmokolo (penghalang) = keserakahan - kesombongan..,


  4. kayu gung susuhing angin = kekarepan gedhe seng manggon ing telenging napas (hawa nafsu) mulo kudhu iso teko ing gunung rekso muko = mawas diri..,


  5. kayu muri merah lanang =
    Kayu = kekerepan, kemauan, niat,
    Muri (murih) = supaya, agar.
    Merah lanang = pria sejati..
    Kayu muri mrah lanang = teguhkan niatmu supaya kau menjadi pria sejati yg bisa nengayomi..,


  6. Saya memaknai-nya dengan pengendalian diri dan hawa nafsu, dengan cara mengendalikan dan merasakan keluar masuknya napas ke dalam perut. karena itulah senjata utama untuk memenangkan setiap pertempuran, apapun itu bentuk pertempuran di dunia ini.


  7. Saya memaknai-nya dengan pengendalian diri dan hawa nafsu, dengan cara mengendalikan dan merasakan keluar masuknya napas ke dalam perut. karena, itulah senjata utama untuk memenangkan setiap pertempuran, apapun itu bentuk pertempuran di dunia ini. Meditasi dan Relaksasi.


  8. Agung WS Says:

    rowo pening njenengan mas?? Ngasinan nggh?? Ditenggo malih ceritane..