Koreksi Diri Sendiri


PERKARA SEMANGKA
 
Tiga orang anak yang dituduh  telah  mencuri  buah  semangka
dibawa  ke  pengadilan  dan  menghadap hakim dengan perasaan
takut. Mereka berpikir akan menerima  hukuman  berat  karena
hakim itu dikenal sebagai orang yang sangat keras.
 
Hakim  itu juga seorang pendidik yang bijaksana. Dengan satu
ketokan palu ia berkata,  "Kalau  di  sini  ada  orang  yang
ketika  masih  anak-anak belum pernah mencuri buah semangka,
silakan tunjuk jari." Ia menunggu. Para pegawai  pengadilan,
polisi,  pengunjung  -  dan hakim sendiri - tetap meletakkan
tangan mereka di meja mereka.
 
Ketika sudah puas melihat bahwa tidak ada satu jari pun yang
diangkat  dalam  sidang  itu,  hakim  itu  berkata, "Perkara
ditolak."
 
                     (DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ,
                        Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)

Kayu Gung Susuhing Angin (Kayu besar tempat Angin bersarang)




Kalau Anda diminta oleh guru spiritual Anda untuk mencari sarang angin, apa yang akan Anda kerjakan? Mungkin Anda bingung, apa sih maksudnya? Lalu tidak mengerjakan apapun. Atau, mungkin Anda pergi ke pantai atau gunung tinggi yang banyak anginnya, sama persis ketika Bima Sena mendapat perintah untuk mencari Kayu Gung Susuhing Angin ( Kayu Besar tempat Angin bersarang) dari Resi Drona bapak gurunya. Bima si gagah berani pergi ke lepas pantai, bahkan masuk hingga dasar laut demi mendapatkan sarang angin. Berhasilkah Bima? Tidak. Karena sarang angin tidak berada dimana mana.

Ada masa masa ketika manusia terjebak pada konotasi leksikal. Apa yang didengar diterjemahkan apa adanya, seturut kehendak logika. Padahal sarang angin yang dimaksud oleh para guru spiritual adalah pusat pernapasan, sesuatu yang sudah ada dan menyatu di dalam diri kita. Pusat pernapasan yang lebih banyak terlupakan dari pada diingat. Itulah yang diminta oleh para guru untuk ditemukan. Selanjutnya, tentu saja untuk digunakan.

Loh, sarang angin kok digunakan? Benar. Kalau kita ingin sukses, bahagia, sehat lahir batin, pintar pintarlah menggunakan sarang angin. Paling tidak itulah nilai yang saya serap dari Bima Sena ketia ia mencari Kayu Gung Susuhing Angin (Kayu besar tempat Angin bersarang)

Resep transformasi ala Bima Sena waktu itu adalah, jangan terlalu mendewakan logika, rumus, kamus dan dogma. Mengartikan Kayu Gung Susuhing Angin menjadi: kayu besar tempat angin bersarang adalah mekanisme leksikon yang bisa jadi menyesatkan kahidupan kita. Gunakanlah kecerdasan spiritual untuk mengolah setiap pesan dari para guru.

Kayu dalam bahasa jawa juga disebut kajeng. Kajeng sinonim dengan karep, karsa, kemauan, cita cita, intensi dan doa.

Gung, adalah tembung wod yang menghasilkan kata Agung yang arinya besar, akbar, subhan, great.

Susuhing Angin bila di Indonesiakan menjadi ; sarang angin , dalam bahasa spiritual berarti pusat pernapasan

Coba simak, apa yang ingin dikatakan Resi Drona pada murid kinasihnya Bima? ”Jika kamu memiliki cita cita (kajeng) yang besar (Agung), carilah itu lewat pusat pernapasanmu!”. Ajaran itu cukup bagi kita untuk memahami esensi olah napas, meditasi dan relaksasi. Dalam konteks pewayangan Resi Drona mengatakan kepada Bima, bahwa ia akan memenangkan perang baratayudha kalau ia bisa menemukan Kayu Gung Susuhing Angin. Itu sama artinya dengan mengatakan, “Heh Bima Sena, kalau kamu ingin menang dalam perang Baratayudha, berdoalah lebih dahulu sebelum kamu beranjak ke medan laga”

Ajakan memenangi peparangan terhadap musuh, saat ini tidak lagi kontekstual. Karena kita tahu bahwa sesungguhnya musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri, nafsu nafsu nya sendiri.

Kabar gembiranya adalah bahwa senjata penumpas yang sakti berupa ”Sarang Angin” sudah Anda punya sejak Anda memulai kehidupan ini. Cuma banyak diantara kita yang tidak tahu cara menggunakannya. Selamat bermeditasi.

R Budi Sarwono
Rawapening Ambarawa


Kepompong Kupu - Kupu




Aku minta pada Tuhan setangkai bunga segar,Dia beri aku Kaktus berduri.

Aku minta pada Tuhan hewan mungil nan cantik,Dia beri aku ulat berbulu.

aku sempat sedih,kecewa dan protes.Betapa tidak adilnya ini.

Namun kemudian,,,,,

kaktus itu berbunga sangat indah sekali,,,,,

Ulatpun tumbuh berubah menjadi kupu2 yang teramat sangat cantik ,,,,

Itulah jalanNYA indah pada waktunya,,,,

Dia Maha Tahu,,,

Maha Suci,,,,

Segala Puji BagiNYA,,,

Ada hikmah di balik itu semua,kadang sedih,berharap,dan kecewa,

tapi dengan KuasaNYA,,,

Jauh diatas nalar manusia Dia merajut yang terbaik untuk aku,,,

Merahnya Cinta & Putihnya Kasih Sayang




Suatu hari Burung jatuh cinta pada Mawar putih ,

Burungpun berusaha mengungkapkan perasaanya ,

Tapi Mawar Putih berkata "Aku takkan pernah bisa mencintaimu "

Burungpun tak begitu saja menyerah,,,,

Setiap hari dia datang tuk bertemu Mawar putih ,

Tida bosan walau seharian dia memandang pujaan hatinya ,

Akhirnya Mawar putih berkata,,,

"Aku akan berusaha mencintaimu, jika kamu dapat mengubah aku menjadi Mawar merah "

Dan suatu hari Burung datang kembali ,

Dia memotong sayapnya, dan menebarkan darahnya pada mawar putih ,

Seketika itu juga Mawar putih berubah menjadai merah, karena darah sang Burung ,

Akhirnya Mawar sadar seberapa besar Burung mencintai dirinya ,

Tapi sudah terlambat, Burung tak akan kembali lagi ke dunia,,,,


(" Mari Menghargai Siapapun yang Mencintai & Menyayangi kita ,Sebelum Mereka Meninggalkan Kita ")